Minggu, 17 Juni 2012

PASAR BEBAS

Perdagangan Bebas ASEAN dan CHINA Tepat tanggal 1 Januari 2010 mulai diberlakukan FreeTrade Agreement (FTA/Perjanjian Perdagangan Bebas) ASEAN-China. Negara-begara ASEAN yang termasuk yaitu : Indonesia, malaysia, Singapura, Brunai, Vietnam, Filiphina, Kamboja, Laos, Thailand, dan Myanmar. Adapun hasil kesepakatannya yaitu bea masuk produk manufaktur China ke ASEAN, termasuk Indonesia, ditetapkan maksimal 5 persen, sedangkan di sektor pertanian 0 persen tanpa pajak sama sekali. Kerangka kerja sama FTA ASEAN-China sebenarnya telah disepakati pada tahun 2002 di masa pemerintahan Megawati dan baru dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2010. Namun baru akhir penghujung tahun 2009 ini indonesia menyuarakan keberatannya. Bagi Indonesia sendiri, menurut berita yang saya baca, pasar bebas ASEAN dan China ini dirasakan merugikan bagi kalangan pengusaha lokal, industri lokal dan sektor pertanian. Hal ini dikarenakan persiapan indonesia dalam menghadapi pasar bebas ASEAN-China masih dirasa kurang. Kondisi ini berbeda dengan China yang sudah jauh-jauh hari melakukan persiapan yang matang. Apalagi akhir-akhir ini sebelum pasar bebas diberlakukan, Indonesia sudah dibanjiri produk-produk dari China yang harga dan kualitasnya lebih bersaing dari produk lokal. Untuk pasar bebas 2010 ini, produk dari China yang akan membanjiri pasar Indonesia yaitu komoditas pertanian seperti buah-buahan, gula dan bahkan beras sampai dengan produk industri manufaktur seperti tekstil, mainan, dan elektronik akan memasuki Indonesia dengan murah dan tentu saja kualitasnya tidak berbeda dengan produk lokal. Apalagi China sudah memasok kebutuhan yang dicari konsumen indonesia kedepannya. Hal ini akan mematikan industri kecil menengah (IKM) dan kawasan ekonomi dan industri akan terancam bubar. Produk kita akan kalah di negeri sendiri. Di lokal saja kita sudah kalah, apalagi kita mau mengadakan impor ke China. Akibatnya akan berpengaruh terhadap perekonomian bangsa ini. Ada yang menarik mengapa China bisa menjual produk dengan harga yang bersaing. Hal ini dikarenakan China bukan saja cuma menjadi produsen skala besar, tetapi juga telah membangun sebuah jaringan perdagangan yang kuat dan terpadu di seluruh dunia. Selain itu upah buruh murah dan industri produk massal yang sudah terotomasi meningkatkan kemampuan produksi. Prinsip dari orang-orang China,” untung sedikit tidak apa-apa, asalkan dagangan bisa cepat laku dan kontinu”. juga telah menanamkan tingkat perputaran uang yang cepat. Kita tidak bisa menghindar dari pasar bebas tersebut, namun seharusnya pemerintah juga harus melindungi industri lokal dalam negeri. Kebijakan-kebijkan yang menguntungkan industri lokal juga harus dikeluarkan, investor diundang dan ditingkatkan, dan tentu saja bagi kita sebagai warga negara Indonesia kita harus menanamkan sikap untuk selalu menggunakan produk dalam negeri karena sebenarnya produk kita tidak kalah dengan produk asing, dan tentu saja akan membantu perekonomian negara kita.(http://www.aguswibisono.com) PENDAHULUAN Di pintu gerbang era berlakunya Perjanjian Perdagangan Pasar Bebas ASEAN-China, industri dalam negeri diliputi kekhawatiran yang sangat tinggi. Yang di khawatirkan adalah hancurnya industri dalam negeri karena kalah bersaing di tengah membanjirnya produk luar negeri, khususnya China, yang telah bertahun-tahun menguasai dunia. Di samping itu, Indonesia belakangan ini masih juga terus membanggakan pertumbuhan ekonominya. Namun, sebenarnya keadaan tidak berkualitas lantaran hanya ditopang konsumsi ekspor produk primer. Semua itu tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan mengurangi angka kemiskinan secara absolut. Masyarakat pun terus saja rentan menjadi miskin jika penguasaan teknologi ekonomi kita tidak berkembang. Hal ini mengingat bahwa apa yang dikatakan J. Gremillion, seorang ekonom yang Sangat mendukung pasar bebas, bahwa salah satu usuran kemajuan statu bangsa dan keberhasilan sesuatu pemerintahan di era pasar bebas adalah tingkat kemampuan untuk menguasai teknologi ekonomi. (J. Gremillion) Namun, persoalan yang dihadapi Indonesia sebenarnya bukanlah sendirian. Masih banyak negara lain, khususnya negara – negara berkembang yang mengalami nasib yang sama. Sehingga, kepincangan dan ketidakadilan global akan terus membuntuti kencangnya persaingan di era pasar bebas ini. Lalu apa yang harus dilakukan?? PEMBAHASAN Menurut saya Perjanjian Perdagangan Pasar Bebas ASEAN-China akan sangat membahayakan keberadaan industri menengah-kecil di Indonesia. Sebelum adanya perjanjian perdagangan bebas dengan China saja, kita sudah mendapatkan hampir segala lini produk yang dipergunakan di rumah dan perkantoran bertuliskan Made in China. Bahkan tidak sedikit produk dari negara maju yang masuk ke Indonesia pun mengikutsertakan produk China sebagai perlengkapannya. Seorang ekonom yang juga pejabat menteri ekonomi di Kabinet Pemerintahan sekarang mengomentari bahwa dengan dimulainya perdagangan bebas Indonesia-China, serbuan produk China ke Indonesia akan “seperti air bah”. Karena itu, pemberlakuan pasar bebas ASEAN-China sudah pasti menimbulkan dampak sangat negatif. Yang pertama, pasar dalam negeri yang diserbu produk asing dengan kualitas dan harga yang sangat bersaing akan mendorong pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di berbagai sektor ekonomi menjadi importir atau pedagang saja karena hanya itu saja yang sangat memungkinkan bagi pengusaha lokal untuk bertahan hidup, yaitu dengan bersikap pragmatis, yakni dengan banting setir dari produsen tekstil menjadi importir tekstil China atau setidaknya pedagang tekstil, karena buat apa mereka memproduksi tekstil bila akhirnya kalah bersaing. Lebih baik impor saja, murah dan tidak perlu repot-repot jika diproduksi sendiri. Yang kedua, perekomian dalam negeri akan semakin tidak mandiri dan lemah. Segalanya bergantung pada asing. Jika banyak sektor ekonomi bergantung pada impor, sedangkan sektor-sektor vital ekonomi dalam negeri juga sudah dirambah dan dikuasai asing, maka tidak akan ada lagi yang bisa diharapkan dari kekuatan ekonomi Indonesia. Yang ketiga, jika di dalam negeri saja kalah bersaing, bagaimana mungkin produk-produk kita sebagai anak Indonesia memiliki kemampuan hebat bersaing di pasar ASEAN dan China? Kalaupun ekspor Indonesia bisa digenjot, yang sangat mungkin berkembang adalah ekspor bahan mentah, bukannya hasil olahan yang memiliki nilai tambah seperti ekspor hasil industri. Pola ini malah sangat digemari oleh China yang memang sangat membutuhklan bahan mentah dan sumber energi untuk menggerakkan ekonominya. Yang keempat, peranan produksi terutama sektor industri manufaktur dan IKM dalam pasar nasional akan terpangkas dan digantikan impor. Dampaknya, ketersediaan lapangan kerja semakin menurun. Padahal setiap tahun angkatan kerja baru bertambah lebih dari 2 juta orang, sementara pada periode Agustus 2009 saja jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 8,96 juta orang. Tetapi, Perjanjian Perdagangan Pasar Bebas ASEAN-China tidak hanya berarti ancaman serbuan produk-produk China ke Indonesia, tetapi juga peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke China dan negara-negara ASEAN lainnya, dengan begitu perjanjian ini juga bisa dikatakan meningkatkan hubungan negara kita dengan negara lain dan juga meningkatkan pemasukan negara. KESIMPULAN dan SARAN Menurut saya, pemerintah Indonesia harusnya memikirkan juga bagaimana nasib rakyatny jika Indonesia bergabung dalam pasar bebas. Bukan hanya sekedar memikirkan perekonomian tapi lebih mengutanakan kesejahteraan rakyatnya. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, terdapat lebh banyak sisi negatif daripada sisi positif jika Indonesia mengikuti pasar bebas. Kalau memang pemerintah sudah terlanjur menyetujui perjanjian pasar bebas tersebut, pemerintah harus mengatur ulang isi perjanjian tersebut sehingga rakyat Indonesia menjadi sisi yang diuntungkan. Perdagangan bebas antar negara yang memiliki tingkat efisiesi yang seimbang memang menguntungkan, khususnya bagi pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap produk yang tidak diproduksi di dalam negeri, namun jika perdagangan bebas dilakukan antara negara yang telah memperoleh efisiensi karena sistem ekonomi dan keterlibatan negara sangat mendukung dengan negara berkembang yang belum mencapai tingkat efisiensi dalam perekonomiannya, maka yang terjadi adalah ketidak adilan. Jika perdagangan bebas memperdagangkan barang yang telah di produksi di dalam negeri negara yang tidak efisien, maka perdagangan bebas merupakan penghancuran produsen dalam negeri. Pergaulan ekonomi dunia bukan ajang pemelaratan manusia, namun alat untuk mensejahterakan manusia, jika ternyata perdagangan bebas melahirkan kesengsaraan rakyat Indonesia, sebaiknya Indonesia menunda perdangan bebas sampai dicapai tingkat efisiensi ekonomi nasional dan siap bersaing. Saran saya untuk mengurangi dampak negatif perdagangan bebas Indonesia : a). Mengembangankan sarana dan prasarana pasar komoditas lokal (Pengembangan sarana pasar tradisional, menjadi saran pasar tradisional modern) b). Pengembangan komoditas yang berbasis bahan baku lokal c). Mengurangi impor barang dan jasa yang telah diproduksi di Dalam Negeri. d). Memperluas jaringan kerjasama usaha di dalam negeri, sehingga produsen dalam negeri memperoleh kemudahan dalam penyediaan bahan baku, sumber dana, serta kemudahan melakukan promosi pada berbagai media massa. e). Meningkatkan subsidi pemerintah khususnya untuk barang yang diproduksi swasta namun berkaitan dengan hajat hidup rakyat (misalnya komoditas minyak dan gas alam beserta distribusinya, komoditas pangan terutama beras, komoditas pakaian dan derivasinya, jasa komunikasi dan transfortasi, air minum, air bersih, listrik dan komoditas publik lainnya),

Selasa, 05 Juni 2012

Enaknya Menjadi Member Dunkin Donouts

Hi all,, lagi mau cerita nih tentang pengalaman saat menjadi member dunkin donouts skaligus berkenaan dengan materi CRM yang lagi di pelajari dalam mata kuliah EB-EC di Malangkucecwara College of Economics..... Sekitar dua minggu yang lalu pas lagi nggak ada kerjaan di rumah, kan mending jalan-jalan keluar karena pas siang hari jadi saya mencari tempat nongkrong terdekat, kebetulan rumah saya di daerah PBI jadi saya pun mengajak kakak saya mampir di Mall Araya. Ketika memasuki pintu masuk utama langsung terlihat Dunkin Donouts berada di sebelah kiri mall, langsung deh saya masuk ke sana. Suasananya menarik dengan dekorasi yang full colour, meskipun tempatnya tidak terlalu besar tapi enak untuk dibuat nongkrong. Saya pun mulai memesan menu kesukaan saya, yaitu donat coklat + capuchino. ketika ingin membayar, si kasir menanyakan apakah memiliki member atau tidak maka saya pun teringat pas akhir tahun kemaren saya sempat memperpanjang member dunkin donouts saya. Karena kebetulan saya datang waktu hari rabu jadi diskon yang saya dapatkan lebih besar yaitu 20%, dibandingkan kalau datang hari lainnya hanya mendapatkan diskon 10%. Semakin senang lah saya mampir di dunkin donouts. Dan tidak hanya itu saja, saya juga ingat ketika memperpanjang kartu member, saya juga mendapat kalender meja dan buku note. Demikan cerita saya kali ini, buat teman-teman yang suka makan donat maka dunkin menjadi salah satu pilihan yang menarik. Bukan hanya sekedar pelayanan dan service yang baik tetapi dunkin juga tau bagaimana cara untuk menjaga hubungan dengan para pelanggannya..